Friday, October 21, 2011

P-51D Mustang Si Kuda Liar

P-51D Mustang masuk ke dalam kekuatan Skadron Udara 3 dan kemudian menjadi salah satu kekuatan (pemburu) yang berpangkalan di Cililitan. Sebagai unsur utama skadron pemburu, Mustang alias Kuda Liar sering terlibat dalam berbagai operasi penumpasan konflik di dalam negeri. Pesawat satu ini boleh disebut memiliki banyak jasa dalam masa rekonsiliasi nasional yang ditandai dengan banyaknya gerakan-gerakan anti pemerintah pusat di daerah. Mulai dari Pekanbaru, Padang, hingga Manado.

Dengan kelincahan manuvernya, pesawat yang dijuluki “Cocor Merah” ini banyak membantu gerakan pasukan darat dan laut dalam berbagai operasi. Salah satunya di Sumatera tahun 1955 dalam penumpasan PRRI. Operasi lainnya meliputi Operasi Sapta Marga di Medan tahun 1958. Lanjut pada 17 Maret 1958, P-51D melaksanakan serbuan terhadap kedudukan PRRI. Dilanjutkan operasi untuk membebaskan Kota Pekanbaru dan Padang. Kala itu AURI menyiapkan hingga 40 pesawat yang merupakan hampir seluruh kekuatan yang ada dan dipusatkan di Tanjung Pinang.

Karena ketika itu terjadi dua trouble spot di Sumatera dan Manado, setelah menyelesaikan misi di Padang, Mustang segera dikirim ke Ambon untuk memukul gerakan Permesta di Manado. Diberi nama Operasi Merdeka, AURI bergerak cepat membungkam radio Permesta di Manado, merebut keunggulan udara di Mapanget, Tasuka, Morotai, Jailolo. Ketika itu kemampuan pilot-pilot AURI sungguh mengagumkan dengan dimotori oleh Loe Watimena, seorang pilot legendaris dalam sejarah TNI-AU.

Tak Lama istirahat setelah habis-habisan di Manado, pecah lagi konflik di Irian Barat dengan Belanda. Presiden Soekarno pun meneriakkan kampanye melawan Belanda yang kemudian dinamai Operasi Trikora dalam rangka membebaskan Irian barat dari cengkeraman Belanda. Dalam operasi ini disiapkan tujuh P-51D sebagai unsur serang.

Dalam perkembangannya ketika AURI mulai memasuki era jet, keberadaan Mustang di Halim mulai dipersiapkan untuk dipindahkan. Tepatnya pada Juli 1962, Skadron 3 dipindah ke Lanud Abdulrahman Saleh Malang. Seiring waktu, tingkat kesiapan Mustang pun mulai menurun. Sebagian besar disebabkan oleh musibah yang dialami di medan tugas dan kecelakaan dalam latihan. Sampai akhirnya Mustang harus mengakhiri masa pengabdiannya di AURI pada tahun 1975, dan posisinya di skadron digantikan oleh OV-10 Bronco.

Kit Tamiya 1/48 F-51D Mustang

Kit ini Tamiya ini saya jadikan basic pembuatan koleksi Mustang AURI saya. Marking buatan sendiri dengan masking tape, mencontoh dari decal produksi Dutch Decal. Selain itu kit dibuat out of the box, sesuai dengan box tanpa bahan aftermarket. Sesuai dengan harganya kit ini sangat berkualitas. Dengan panel line recesed, kokpit yang detail kit ini sangat menantang untuk dibangun. Tahap pengerjaan sesuai dengan proses perakitan kit sebelum-sebelumnya. Ini kita pertama saya dengan Natural Metal Finish (badan pesawat tidak di cat), sya gunakan Enamel Tamiya Chrome Silver. Dan yang lebih menantang,karena sayang untuk menggunting-gunting decal, maka peswat ini markingnya tanpa decal tetapi dengan buatan sendiri. Secara keseluruhan kiti ini punya kualitas dan hasil akhir sesuai dengan harapan saya.


























Wednesday, October 12, 2011

Project MiG-17 Fresco AURI

Menambah koleksi pesawat Angkatan Udara Republik Indonesia, kali ini saya tertarik dengan MiG-17. Pada Era 1960an AURI tumbuh dan berkembang menjadi sebuah angkatan udara paling canggih dan menakutkan di bumi selatan. Kedekatan dengan Blok Timur (Uni Soviet) membuat AURI bisa mendatangkan pesawat-pesawat yang sangat canggih pada masanya, seperti MiG-21 Fishbed dan Tu-16 Badger. Pada awalnya 1957 didatangkan MiG-15 UTI bertempat duduk ganda untuk pesawat latih, sedangkan untuk pesawat tempur garis depan didatangkan MiG-17 bertempat duduk tunggal.
Dari hasil jalan-jalan di beberapa toko online dan beberapa kit MiG-17, pilihan saya jatuh pada Kit Hobby Boss MiG-17F Fresco C dengan skala 1/48.
Sebelum memilih kit saya sudah browsing terlebih dahulu mencari data-data referensi tentang MiG-17 AURI. Beberapa gambar saya jadikan referensi. Sedangkan marking ada beberapa saya jadikan acuan, sampai saat ini saya masih bingung menentukan pilihan. Ada beberapa gambar saya jadikan referensi (website www.wp.scn.ru), marking bergambar petir seperti gambar dibawah digunakan oleh tim aerobatik AURI saat itu.
Marking MiG dengan nomor F-1112, pesawat yang digunakan Letnan Daniel Maukar untuk menembaki Istana Merdeka pada 9 Maret 1960.
Untuk marking aerobatik telah tersedia decal dari Eagle Strike
Sedikit tentang project MiG-17 saya, finished kit akan saya post nanti bila sudah terealisasi.